DENPASAR - Pemilihan Presiden Republik Indonesia sebentar lagi, banyak partai politik berjuang untuk mendapatkan simpatisan dari masyarakat. Kali ini dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengajak Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengunjungi Puri Gerenceng Pemecutan, Denpasar Bali, Rabu (23/08/2023).
AA Ngurah Agung, tokoh Puri Gerenceng mengajak Ahmad Syaikhu dan rombongan berkeliling melihat suasana didalam Puri Gerenceng Pemecutan. AA Ngurah Agung atau yang akrab disapa Gung Gerenceng ini memang kerap berpikiran terbuka dan menjaga pluralisme serta keragaman adat istiadat masyarakat sekitar.
Di masyarakat luas tentu PKS dikenal identik dengan partai Islam garis keras, menanyakan hal ini kepada Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ia menyebutkan hal itu merupakan isu yang databg saat pilkada dan pemilu.
" Itu memang miss persepsi, kesalahan yang terjadi di masyarakat menjelang pemilu dan pilkada "
" Tugas kami disini adalah mensosialisasikan hal itu, memang asasnya adalah Islam, tetapi kami inginkan adalah asas yang rahmatan lil alamin, yang mampu bermanfaat kepada bukan hanya umat Islam sendiri tetapi seluruh rakyat Indonesia, " pesannya.
" Dari itulah kita ingin berkomunikasi, bersinergi, berkolaborasi dengan semua elemen yang ada di Indonesia, termasuk Bali ini, itulah yang kita inginkan "
Ditanya soal perjuangan terhadap Khilafah, ia menolak dikatakan seperti itu.
" Tidak ada itu, text text yang ada di PKS itu tidak ada, inilah stigma yang ada di masyarakat saat ini, bahwa PKS radikal, PKS anti Pancasila dan anti kebhinekaan, itu sudah dijelaskan dengan dewan Syuro kita "
Baca juga:
TNI AL Tangkap 8 Kapal Pencuri Batu Bara
|
" Itu semua karena tidak adanya komunikasi secara langsung "
Ditanyakan soal Ganjar - Anies dipasangkan, dirinya mengatakan bahwa keputusan Syuro yang ke 8 itu, Anies sudah ditetapkan sebagai Bakal Calon Presiden 2024.
" Tentang wakilnya, kita serahkan kepada Anies nantinya, dengan syarat asal calon wapresnya nanti memiliki visi misi Nasionalis Resligius "
" Kemudian kedua bahwa bisa menjadi pasangan yang Dwitunggal, seperti Soekarno Hatta bukan saat dilantik sudah pecah "
" Nah yang ketiga adanya faktor yang menambah elektabilitas, bukan malah jatuh saat dipasangkan dengan pak Anies, itulah faktor kriterianya, " pungkasnya. (Ray)